18 Oktober 2022
Jatuh dan tersungkur di tanah aku
Berselimut debu sekujur tubuhku
Panas dan menyengat
Rebah dan berkarat
Yang...
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh 'kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Di mana ada musim yang menunggu?
Meranggas merapuh
Berganti dan luruh
Bayang yang berserah
T'rang di ujung sana
Yang...
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh 'kan berdiri lagi
Begitu yang ku dengar di sepanjang perjalanan aku, menempuh perjalanan baru yang tanpa engkau. Wahai pemuja senja yang bilurnya menengadah aku, semburat menguning kunyit ditepian awan. Tak terasa, nyiur membawa lirih kepergian yang tanpa hadirmu. Sewindu sudah aku mengagumimu, dan kau yang terdiam tanpa usik memberikan bahu terkuat dan telinga terbaik meskipun tak pernah berusaha kau pamerkan pada dunia, betapa berharganya engkau untuk sosok aku.
Hai,
Aturku kepada engkau dan diriku sendiri yang telah memulai lembar ini dengan unik.
Hai,
Sahutku pula terhadap diri yang memilih untuk pergi dan berjalan ditepian takdirNya.
Tangan yang mengulur, bahu kuat untuk bersandar, hati yang tak pernah pergi, kini aku tlah hilang. Kita memilih lepas, bebas dan tak lagi satu untuk memantas.
Kita yang terlalu kecil dihadapan dunia, dan terlalu pecundang dihadapan sang Hyang Agung, memilih untuk meninggalkan tanpa pesan.
Hanya, segaris kuning di cakrawala yang saling kita berikan untuk pesan terakhir sebelum kembali kita menemukan langkah dipersemaian kali ini.
Pada akhirnya,
(Jakarta, 21 Agustus 2021) akan menjadi hari terakhir pertemuan kita dengan mesranya jumpa dan hangatnya erat mengikat pada sahutan jemari kita yang menyatu sore itu.
(Turkey, 21 Desember 2021) akan menjadi potret senja kado dariku untuk sosok engkau si pemuja langit kunyit.
Pada akhirnya,
Langkah kaki kita menyilang dijalan yang tak tau lagi kapan kita akan bertemu sebagai sosok yang pernah saling, namun tak pernah seberani itu untuk mengikat, pernah saling.. namun tak se-kuat itu untuk mencoba menyatu.
Pada akhirnya,
Bukan lagi kau yang menjadi nama yang membosankan ada pada rapalan doaku disetiap penghujung malam dan pembuka pagiku. Bukan lagi namamu yang selalu menjadi bisikku dihadapanNya. Tentang bagaimana aku menceritakan haru biru ku terhadap manusia yang diciptakan sebagai perpanjangan tanganNya, tentang betapa mekarnya hari-hariku bahwa nun jauh disana, ada manusia pengecut yang lebih memilih menggenggamku dari kejauhan.
Pada akhirnya,
Aku
Kau
Adalah 2 orang manusia yang diciptakan untuk saling ada, dan meniada.
Adalah 2 orang manusia yang memilih untuk pergi daripada saling menyakiti.
Adalah 2 orang manusia yang Pengecut.
Pada akhirnya,
Kau kejar semua ekspetasi akan gambar dirimu, dan Ku kejar semua gambar diriku seperti harap dan tujuanku.
Hai kau disana,
Haruskah kita tertawa lepas bersama kali ini, terhadap segala rumit yang tak pernah kita binasakan? Kitalah yang membuat segala teratur itu mengulur dengan keruwetannya, hingga pada akhirnya tak lagi menemukan jalan seharusnya dan kita memilih untuk menyerah? Hahaha kita harus menertawakan ini suatu hari nanti.
Tidak pernah ada kebahagiaan lain yang aku terima selain menemukanmu berbahagia yang nyata. Melihat bahwa ia yang mampu membalas segala murah hatimu adalah ia yang baik hatinya adalah tenang. Betapa manusia baik layaknya engkau, pada akhirnya Tuhan persatukan dengan manusia baik yang layak bersanding denganmu. Kali ini, doa baikku adalah semoga engkau tak lagi kesulitan menjaga sosok yang tak mampu kau gapai, semoga kali ini kasih hatimu mendapat balasan kasih yang tak terhingga, semoga kali ini hidupmu serta mulia dan bahagia dengan sempurna. Bahagia sekali rasanya pernah menjadi hal terbaik dalam hidupmu, dan bahagia sekali rasanya bahwa menyimpan namamu rapat-rapat dan erat diamku menjadi kebanggaan lain untukku. Aku berbahagia untukmu.
Pada buku favorit kita aku memberikanmu bekal (Garis Waktu - Fiersa Besari)
“Ada sebuah garis waktu yang merangkak maju,akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa.ada sebuah garis waktu yang merangkak maju,akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa.”
Semarang, 18 Oktober 2022
Riuh Aku
Komentar
Posting Komentar